sri sultan hamengkubuwono X dengan batik indonesia motif parang rusak gendreh

Arti Motif Batik Parang Rusak Gendreh, Sri Sultan Hamengkubuwono X

Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X) merupakan Raja Kesultanan Yogyakarta sejak tahun 1989 dan juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 1998. Ia merupakan Raja Keraton Yogyakarta yang ke-10 menggantikan ayahnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang wafat dan merupakan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-2 dari tahun 1973-1978.

Pemilik nama asli, Herjuno Darpito ini memiliki seorang istri dan lima orang anak perempuan. Selain aktif di kegiatan pemerintahan, beliau juga aktif di kegiatan sosial, bisnis dan keorganisasian. Tercatat HB X pernah menjadi ketua umum Kadinda DIY, Ketua DPD Golkar DIY, Ketua Koni DIY, Dirut PT. Punokawan, Presiden Komisaris Pabrik Gula Madukismo, dan bersama Surya Paloh, HB X ikut mendeklarasikan berdirinya Partai Nasional Demokrat atau Partai Nasdem.

Sultan yang dikenal penuh kharisma dan kewibawaan ini juga pernah mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Seni Indonesia atau ISI Yogyakarta karena kiprahnya dalam seni dan budaya.

Pada tahun 2015, HB X secara mendadak mengeluarkan Dhawuhraja yang intinya mengumumkan pergantian nama anak sulungnya GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi.

Pola yang sama juga terjadi pada dirinya tahun 1989 sebelum diangkat menjadi raja, namanya terlebih dulu diganti menjadi KGPH Mangkubumi sebelum dinobatkan. Tetapi permasalahan utamanya adalah, GKR Pembayun merupakan anak perempuan, yang pada kultur Keratonan Yogyakarta tidak mengenal seorang perempuan menjabat sebagai raja/ratu.

Tentu saja, HB X karena dikenal aktif mensosialisasikan kegiatan seni dan budaya, juga ikut melestarikan budaya batik. Budaya batik sangat erat hubungannya dengan Keraton Yogyakarta. Terlihat pada banyak acara keraton, para keluarga raja dan raja mengenakan busana bermotif batik yang motifnya tentu disesuaikan dengan acara dan artinya.

Terkenal juga bahwa banyak sekali motif-motif batik keraton yang hanya boleh dikenakan oleh raja beserta keluarganya saja, sehingga orang awam dipercaya tidak boleh mengenakannya.

sri sultan hamengkubuwono X dengan batik indonesia motif parang rusak gendreh
Foto: http://sma-angkasaadisutjipto.sch.id/2019/09/10/siswa-sma-angkasa-jadi-paskibraka-di-kabupaten-sleman/

Terlihat pada gambar, pada acara pengangkatan dua siswa asal Sleman menjadi anggota Paskibraka yang dihadiri langsung oleh Sultan HB X pada September 2019 silam. Beliau mengenakan kemeja batik warna hitam putih sogan bermotif parang.

Motif parang ini terlihat dapat diklasifikasikan parang rusak. Parang rusak tercipta ketika ombak yang menghantam batu karang di Pantai Selatan yang membentuk huruf S. Lebih spesifik lagi, motif parang rusak yang dikenakan oleh HB X adalah Parang Rusak Gendreh.

Baca juga: 7 Motif Batik untuk Pernikahan

Parang Rusak Gendreh memiliki makna kekuatan dan gerak cepat para ksatria dan melambangkan kekuatan dan kekuasaan. Sehingga diharapkan Sang Raja yang memiliki kekuasaan atas rakyatnya dapat bergerak cepat memakai kekuatannya dalam mengayomi dan menolong rakyat nya yang kesulitan.