Motif Batik Presiden Joko Widodo

Motif Batik Presiden Joko Widodo

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Presiden Ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo sangat sering terlihat mengenakan batik pada setiap acara-acara, baik formal maupun informal. Presiden yang dilantik pertama kali pada 2014 ini, sangat mencintai kebudayaan Indonesia dengan menjadikan budaya sebagai jati diri bangsa yang tercermin dengan mengenakan baju batik. Berikut kita cermati dan telaah, apa saja motif batik kegemaran Sang Presiden.

Pertemuan Jokowi dengan Anies Baswedan (2017)

Jokowi - Anis

Ini merupakan salah satu momen yang paling bermakna, ketika Presiden Jokowi menerima Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta yang baru terpilih di Istana Negara pada tahun 2017. Tampak pada gambar, Presiden Jokowi ditemani oleh Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Sedangkan Anies Baswedan ditemani oleh wakilnya Sandiaga Uno. Momen ini menjadi sarat akan makna ketika keduanya terfoto bersalaman dengan mengenakan batiknya masing-masing yang diduga motifnya memiliki nilai filosofis yang tinggi. Situasi pada saat itu sangat kental sekali, sarat akan aroma “perang dingin” karena Anies Baswedan menjadi Menteri Pendidikan di tahun 2014 yang lalu dipecat oleh Sang Presiden. Anies lantas mengikuti kontestasi politik pada Pilkada Jakarta bertarung dengan Basuki Tjahaja Purnama yang merupakan salah satu orang kepercayaan Sang Presiden. Ia lalu kalah di putaran kedua, karena dipercaya bahwa Pilkada Jakarta 2017 merupakan pilkada dengan pertarungan tersengit yang menghembuskan isu SARA sebagai senjata politik para elit.

Kembali kepada momen salaman tersebut, Anies terlihat mengenakan Batik Sutera Pekalongan dengan motif Parang Barong. Motif Parang Barong dipercaya sebagai motif yang pada jaman Keraton Jogjakarta hanya boleh dipakai oleh sang raja, atau dikenal juga dengan motif larangan. Sedangkan Presiden Jokowi sebagai tuan rumah mengenakan Motif Gunungan khas Solo. Banyak spekulasi yang beredar bahwa Anies Baswedan sengaja memakai motif tersebut yang dikira akan menjadi motif dengan makna filosofis tertinggi (karena hanya boleh dipakai sang raja), namun Sang Presiden rupanya sangat antisipatif dengan Motif Gunungan tersebut yang bermakna penguasa alam semesta jagad raya. Sehingga jika diperbandingkan, tentu motif Sang Presiden merupakan motif yang dapat dikatakan memiliki filosofi lebih tinggi dibandingkan dengan motif sang gubernur.

Pertemuan Jokowi dengan SBY (2017)

Jokowi - SBY

Kali ini Presiden Jokowi mengadakan silahturahmi dengan santai dengan Presiden Ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di teras Istana Negara di tahun 2017. Sekilas nampak pada foto keduanya santai sambil duduk menikmati secangkir teh. Situasi pada saat itu yang sedang memanas antara Presiden Jokowi dan SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat, menjadi bumbu menarik adanya pertemuan dua Presiden RI tersebut. Terlihat Presiden Jokowi mengenakan Batik Kudus bermotif Kupu-Kupu. Pada artikel sebelumnya dijelaskan bahwa kupu-kupu dapat dianalogikan sebagai binatang pekerja keras, dimana sebelum sampai menjadi seekor kupu-kupu, mereka melalui tahapan yang panjang seperti telur, ulat, kepompong baru menjadi kupu-kupu. Pribadinya yang tangguh dan gemar bekerja keras menjadikan orang yang memakai batik motif ini dipersonifikasikan mirip dengan karakter kupu-kupu. Sedangkan sang Presiden ke-6, SBY, mengenakan batik motif Jogjakarta bermotif Purbonegoro. Motif batik keraton ini berasal dari kata Purbo, yang artinya memelihara, dan Negoro adalah negara. Sehingga batik Purbonegoro bermakna seseorang yang dengan rela dan tangguh ikut menjaga dan memelihara negaranya. Sangat menarik sekali filosofi batik yang dikenakan kedua Presiden Indonesia tersebut pada pertemuan yang jarang terjadi.

Pertemuan Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia (2017)

Jokowi PM Malaysia

Pertemuan yang berlangsung di Kuching Serawak pada 2017 ini beragendakan silahturahmi antara Indonesia dan Malaysia. Sebagai negara tetangga dan serumpun, Indonesia dan Malaysia merupakan saudara lama yang memiliki banyak kesamaan diantaranya budaya, bahasa, kuliner, ras. Nampak keduanya diwakili oleh pemimpin tertinggi dari masing-masing negara. Indonesia diwakilkan oleh Presiden Joko Widodo, sedangkan Malaysia diwakilkan oleh Perdana Menteri Najib Razak. Menariknya lagi, kedua pemimpin yang disegani ini mengenakan baju batik dari negara asalnya. Presideng Jokowi dengan Batik Solo nya, dan PM Najib Razak dengan Batik khas Kontemporer Malaysia. Acara yang berlangsung hangat ini juga dimaknai banyak pihak sebagai ajang pengakuan, dimana kerap kali Malaysia mengklaim bahwa budaya batik awal mulanya berasal dari negara mereka, bukan Indonesia. tetapi dalil ini akhirnya dipatahkan di tahun 2019 ketika batik diakui menjadi kebudayaan non bendawi dari Indonesia oleh UNESCO. Presiden Jokowi saat itu mengenakan batik bermotif Babon Angrem yang berfilosofi babon (induk ayam) yang mengerami (angrem) anaknya. Artinya sang induk turut menjaga anak-anaknya dari ancaman dan serangan, juga menunjukkan kasih sayang seorang pemimpin kepada rakyatnya (mengayomi).