Peradaban Batik Lasem di Indonesia

Peradaban Batik Lasem di Indonesia

Salah satu sentra batik terkenal di Indonesia khususnya di Pulau Jawa adalah Lasem. Terletak di Pantai Utara Jawa, 130km dari kota Semarang, Lasem merupakan memiliki kekhasannya sendiri yang diyakini terjadi pencampuran budaya lokal dengan budaya Tiongkok. Sejarah mencatat,  pertama kali Lasem dikaitkan erat dengan kedatangan Laksamana Chenh Ho, yang merupakan panglima perang asal negeri tirai bambu.

Diceritakan pada buku Babad Lasem yang ditulis oleh Raden Panji Kamzah di tahun 1858, anak buah kapal Laksamana Cheng Ho yang bernama Bi Nang Un memutuskan untuk menetap di daerah Bonang, Jawa Tengah. Bersama sang istri,Na Li Ni, ia tinggal disana dan dipercaya bahwa Na Li Ni merupakan orang pertama yang membuat kain batik bercorak naga, burung hong, mata uang, dan banji merah khas Tiongkok. Li Ni membuat industri pembatikan di Lasem menjadi berkembang, dan menjadikan Lasem penghasil batik yang didistribusikan ke seluruh wilayah di Nusantara dengan logistik kapal laut. Tak hanya di dalam negeri, rupanya Batik Lasem juga digemari dan diekspor ke mancanegara seperti Thailand dan Suriname.

Baca juga : Batik Peranakan Indonesia

Motif Batik Lasem

Batik Lasem memiliki empat motif utama yang merupakan ikon dan ciri khas Lasem itu sendiri.

1. Batik Lasem Motif Burung Hong

Batik Lasem Motif Burung Hong

Motif pertama yang terkenal adalah Burung Hong. Motif yang juga dikenal dengan nama phoenix ini merupakan Fenghuang dalam mitologi Tiongkok. Berbentuk indah seperti burung merak dengan sayap yang menawan, memiliki lima filosofi utama seperti kesetiaan, kejujuran, kesantunan, keadilan, dan kemurahan hati.

2. Batik Lasem Motif Naga

Batik Lasem Motif Naga

Motif kedua yaitu motif naga yang juga hewan mitologi asal Tiongkok yang merupakan lambang keberuntungan. Naga merupakan sumber kekuatan alam, yang juga dipakai sebagai lambang kekaisaran Tiongkok. Cakar utama naga biasanya berjumlah 3 atau 4, tetapi dalam lambang kaisar di China, terdapat 5 cakar yang sampai saat ini merupakan lambang kebesaran kaisar. Orang awam tidak boleh sembarangan memakainya, jika tidak mau dihukum oleh pemerintah kaisar China. Naga juga populer disebut Liong pada masyarakat Jawa.

3. Batik Lasem Motif Gunung Ringgit

Batik Lasem Motif Gunung Ringgit

Motif ketiga yaitu motif Gunung Ringgit. Ringgit merupakan mata uang yang sekarang dipakai negara Malaysia. Motif yang indah ini bermakna jikalau ingin meraih kekayaan, haruslah mendapatkannya dengan cara yang benar tanpa merugikan orang lain. Jikalau kekayaan ini juga dipakai untuk membantu orang lain, maka kekayaannya tidak akan ada habisnya.

4. Batik Lasem Motif Watu Pecah

Batik Lasem Motif Watu Pecah

Motif keempat adalah motif Watu Pecah atau yang terkenal dengan sebutan Kricak. Motif ini digambarkan dengan tumpukkan batu-batu besar yang dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Hal ini merupakan penggambaran dari penderitaan masyarakat Lasem yang jaman dahulu kala merupakan pekerja pemecah batu di era Daendels.

Baca juga: Batik Indonesia Motif Ceplok Jamblang

Motif yang tak kalah bagusnya, yang juga berasal dari Lasem adalah Batik Tigo Nagri. Batik Tigo Nagri merupakan lambang tiga daerah yang menjadikan elemen batik ini. Pekalongan dilambangakan warna biru, Solo dilambangkan dengan warna coklat soga, dan Lasem dilambangkan dengan warna merah. Masing-masing warna hanya dapat didapatkan pewarnaanya di daerahnya masing-masing pada jaman tersebut.