mengenal wastra nusantara dari lampung

Mengenal Wastra Nusantara Dari Lampung

Kali ini kita akan menjelajah kota yang berada di paling selatan Pulau Sumatra, yaitu Lampung. Kota yang terkenal daerah tujuan transmigrasi pada era 1970-1990 an ini memiliki ragam budaya yang sangat kaya. Lampung juga disisi lain terkenal dengan pantainya yang indah, penghasil biji kopi yang mendunia, juga dengan daerah dengan penangkaran hewan gajah terbesar di Indonesia yang terletak di daerah Way Kambas (Lampung Timur). Kita coba telaah beberapa wastra batik dan tenun yang merupakan kain kerajinan tangan asli masyarakat Lampung.

kain tapis

Pertama, kain yang paling terkenal yaitu kain Tapis. Sejarah kain Tapis sangatlah panjang, singkatnya sudah ditemukan sejak jaman Hindu kuno di sekitaran abad abad ke-12 atau abad ke-13. Sumber lain mengatakan bahwa kain Tapis ada sejak jaman pra-sejarah. Budaya agama Hindu yang kental mempengaruhi ornament yang terdapat pada kain Tapis, yaitu ornament flora dan fauna yang dikenal memiliki asosiasi dengan agama Hindu seperti gajah dan sapi. Setelah abad ke-15, setelah masuknya agama Buddha dan Islam kain Tapis mendapatkan modifikasi motif-motif tiap agama tersebut. Di Indonesia dan Lampung pada khususnya, Tapis dikembangkan di tahun 1970 an oleh pengrajin dan budayawan asli lampung bernama Andrean Sangaji. Kegunaan kain ini pada jaman modern saat ini tidak hanya digunakan untuk acara keagamaan dan adat, tapi juga untuk kepentingan mode busana modern.

kain pohon hayat

Motif kedua yang terkenal adalah motif Pohon Hayat. Pohon Hayat bagi masyarakat Lampung merupakan manifestasi keyakinan yang universival atau bersifat umum, yang ada di setiap agama di Indonesia baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Pohon Hayat sendiri memiliki nilai filosofis persatuan dan Ketuhanan yang merupakan Sang Pencipta alam semesta.

kain gajah

Motif ketiga yaitu motif Gajah, yang merupakan hewan mitologi agama Hindu dan sakral di negara asalnya India. Gajah yang dilambangkan dengan dewa Ganesha, yang melambangkan intelektualitas dan ilmu pengetahuan. Disamping itu pula, ia juga dikenal sebagai pelindung dan pengusir bala atau pengusir bala.