5 Wakil Presiden Indonesia

5 Motif Batik Wakil Presiden Indonesia

Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala negara, presiden merupakan simbol resmi negara Indonesia di dunia. Kemudian sebagai kepala pemerintahan, presiden dibantu wakil presiden dan kabinetnya memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas pemerintah sehari-hari.

Berikut para 5 Tokoh yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia

1. Try Sutrisno

Try Sutrisno

Jendral TNI (Purn) Try Sutrisno merupakan Wakil Presiden Indonesia Ke-6 dari tahun 1993-1998 di zaman era Soeharto. Dilahirkan di Surabaya, 15 Nopember 1935, Try Sutrisno dilahirkan di keluarga pra sejahtera, dimana ayahnya merupakan seorang sopir ambulan, dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Setelah lulus pendidikan militer di ATEKAD 1959, ia banyak bertugas di Sumatera, Jakarta, dan Jawa Timur. Try dikirim kembali untuk pendidikan selanjutnya di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

Karirnya mulai meroket pada masa ketika ia terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto di tahun 1974, lalu di tahun 1978 diangkat menjadi Kepala Staf KODAM XVI Udayana, lalu menjadi Panglima KODAM IV Sriwijaya di tahun setelahnya. Di tahun 1982, try diangkat menjadi Panglima KODAM V Jaya yang berkedudukan di Jakarta. Ia banyak menyelesaikan konflik horizontal, dimana pada saat itu ramai dengan kejadian Tanjung Priok. Di tahun 1985, ia terpilih menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakil KSAD), dan 1986 menjadi Komandan KSAD. Ia merupakan pelopor terbentuknya Badan Tabungan Wajib Perumahan TNI-AD, yang memudahkan para prajurit untuk memiliki rumah sendiri. Pada puncak karir militernya, Try Sutrisno diangkat sebagai Panglima TNI atau ABRI di tahun 1988 menggantikan L.B. Moerdani. Ia banyak melakukan operasi militer yang menjadi perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, mulai dari Insiden Talangsari di tahun 1990, Insiden Dili pada tahun 1991, dan Gerakan Separatis Aceh 1992. Masa jabatannya habis pada 1993 untuk memasuki masa pension, dan pada akhirnya pada Februari 1993 ia terpilih menjadi Wakil Presiden Indonesia untuk menggantikan Sudharmono.

Terlihat setelah selesai dengan tugasnya sebagai Wakil Presiden di tahun 1998, ia terlihat menikmati masa pensiunnya. Namun panggilan negara tidak mengalanginya untuk tetap mengabdi kepada negara. Ayah mertua dari Ryamizard Ryacudu (mantan Menteri Pertahanan Indonesia 2014-2019) ini kembali aktif berorganisasi dengan diangkatnya sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIB) di tahun 2018.

Ia terlihat juga gemar mengenakan batik sebagai busana kesehariannya. Terlihat seperti pada di gambar, ia berfoto bersama Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri pada saat Jokowi secara resmi terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia untuk periode kedua di tahun 2019. Ia terlihat mengenakan batik Tigo Negeri (Tiga Negara). Tigo Negeri sendiri terdiri dari tiga aksen kota yang berbeda yang mewakili motif yang terkandung didalamnya, yaitu Lasem, Pekalongan dan Solo. Negeri pada saat itu (1940 an) artinya otonomi sebuah daerah. Motif ini terdiri dari kombinasi bunga, daun serta tanahan detail khas batik. Dipercaya bahwa pewarnaan warna merah mereka dapatkan di daerah Lasem yang banyak penduduknya beretnis Tionghoa. Sedagkan pewarnaan biru mereka banyak dapatkan dari daerah Pekalongan, dan pewarnaan coklat beredar banyak di Solo. Ini semua dikarenakan campuran kimia terutama dari air masing-masing daerah memiliki karakter yang berbeda pada jaman itu. Pada jaman sekarang, sehelai kain Batik Tigo Negeri memiliki nilai jual yang sangat tinggi karena tingkat kerumitan prosesnya yang minimal bisa memakan waktu hingga 6 bulan per potongnya. Motif ini serat dengan nilai keindahan dan kebudayaan yang tinggi.

2. Hamzah Haz

Hamzah Haz

Lahir di Ketapang, Kalimantan Barat 15 Pebruari 1940, Hamzah Haz merupakan Wakil Presiden Ke- 9 Indonesia yang menjabat sepanjang periode 2001-2004, menggantikan Megawati Soekarnoputri yang naik menjadi Presiden Indonesia menggantikan Gus Dur di tahun yang sama. Selepas lulus dari fakultas ekonomi Universitas Tanjungpura, ia mengawali karir sebagai Wakil Ketua DPW Nahdatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, lalu menjadi anggota DPR untuk NU yang melebur dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tahun 1998 ia diangkat menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie di tahun 1998. Ia lalu mengundurkan diri setahun kemudian karena desakan masyarakat yang tak menginginkan pimpinan partai menjabat sebagai menteri. Hamzah Haz kemudian terpilih sebagai Wakil Ketua DPR masa bakti 1999-2004. Beberapa minggu saja menduduki jabatan tersebut, Gus Dur yang saat itu adalah Presiden Indonesia memintanya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menggantikan Haryono Suyono. Puncaknya ia lalu terpilih mendampingi Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden RI melalui Sidang Istimewa MPR.

Terlihat pada gambar, Hamzah Haz yang diwawancara oleh Detikcom pada saat itu (kredit foto oleh Detikcom), mengenakan batik sogan putih coklat bermotif Sido Mulyo. Ini tergambar dari bentuk wajik yang simetris dan tipikal di seluruh bidang kainnya. Didalamnya terdapat motif mikro yang biasanya terdiri dari pohon hayat, kupu-kupu, motif bangunan, ataupun garuda. Sido dalam bahasa Jawa artinya menjadi atau terlaksana, sedangkan Mulya artinya luhur atau kemuliaan. Filosofi dasar yang mendasari Batik Sidomulyo ini adalah manusia dapat mencapai kejayaan ketika dapat mengendalikan empat hawa napsu, napsu amarah, napsu lawwamah, napsu supiyah, dan napsu mutmainah.

3. Boediono

Boediono

Boediono adalah Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11, periode 2009-2014. Ia terpilih untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk periodenya yang kedua. Pria kelahiran Blitar 77 tahun silam ini merupakan lulusan dari fakultas ekonomi Universitas Western Australia di tahun 1967, lalu melanjutkan program magister ekonomi nya di Universitas Monash, dan program doctoral (S3) di Wharton School, Universitas Pennsylvania. Ia mengawali karir sebagai birokrat dengan diangkat menjadi Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) pada tahun 1998. Tidak bertahan lama, di tahun yang sama, ia digantikan oleh Kwik Kian Gie. Kemudian ia lalu diangkat kembali menjadi Menteri Keuangan pada tahun 2001 menggantikan Rizal Ramli, dimana ia turut serta dalam membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional (IMF). Di era Presiden SBY periode pertama, ia diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie di tahun 2005. Ia dipilih karena dinilai dapat menstabilkan mata uang rupiah di kisaran Rp 9.000 pada saat itu. Pada 9 April 2008, DPR mengesahkannya sebagai Gubernur Bank Indonesia menggantikan Burhanuddin Abdullah. Pada puncaknya, ia dipilih Presiden SBY pada tahun 2009 sebagai Wakil Presiden Indonesia.

Baca juga: Arti dan Makna Motif Batik Kawung dari Yogyakarta

Terlihat pada gambar yang diambil pada Oktober 2014, sesaat sebelum selesai menjabat sebagai Wakil Presiden, Boediono mengenakan busana batik bermotif Kawung Kembang. Kawung sendiri dapat bermakna seimbol seseorang yang penuh dengan kerendah-hatian. Makna lain yang terkandung dari motif kawung yaitu kemurnian dan kesucian. Sedangkan kembang diasosiasikan dengan keindahan dan kecantikan.

Baca juga: Arti dan Makna Batik Ceplok Kawung dari Solo

4. Jusuf Kalla

Jusuf Kalla

Jusuf Kalla merupakan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12. Ia menjadi Wakil Presiden di dua periode yang berbeda, yaitu jaman Presiden SBY I (2004-2009) dan jaman Presiden Jokowi I (2014-2019). Pria kelahiran Sulawesi Selatan 78 tahun silam ini, memiliki sejarah karir yang panjang baik di birokrasi, teknokarasi, maupun di dunia bisnis. Daeng Ucu, begitu ia dipanggil, mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan The European Institute of Business Administration Perancis. Setelah itu melanjutkan usaha keluarga menjadi CEO NV Hadji Kalla, yang di bawah pimpinannya, berkembang pesat yang sebelumnya berkutat di dunia ekspor-impor saja, lalu merambah ke bisnis perhotelan, konstruksi, penjualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, dll.

Karir politiknya dimulai ketika menjadi menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid sebagai menteri perindustrian. Lalu pada jaman Presiden Megawati kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat periode 2001-2004. Lalu ditunjuk Presiden SBY untuk mendampinginya sebagai Wakil Presiden di tahun 2004 dan menang, hingga 2009. Pada tahun 2009 ia sebenarnya mencalonkan diri sebagai Calon Presiden RI berdampingan dengan Wiranto, tetapi kalah. Setelahnya ia menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia ke-12 hingga saat ini. Baru di tahun 2014 ia kembali mendampingi Presiden Jokowi sebagai Wakil Presiden untuk kedua kalinya. Banyak pula penghargaan yang diterimanya diantaranya Doktor Honoris Causa dari beberapa universitas seperti Universitas Indonesia, Universitas Hasanudin, Universitas Brawijaya, dll, juga ia dianugerahi Penghargaan Tokoh Perdamaian di Forum Pemuda Dunia, karena dikenal menjadi rekonsiliator perdamaian sewaktu Peristiwa Ambon.

Baca juga: Fungsi Batik Wahyu Temurun

Jusuf Kalla atau yang juga akrab disapa JK ini terlihat sering mengenakan kemeja batik dalam kesehariannya. Ia terlihat banyak mengenakan tenun, baik Tenun Sengkang (Sulawesi Selatan), Tenun Garut, dan Tenun Bali. Untuk batik, ia sering terlihat dengan Batik Sogan asli Solo maupun Jogja. Terlihat di gambar ketika ia sedang diwawancara oleh wartawan di depan kantornya, Kantor Wakil Presiden RI, tahun 2018. Ia terlihat mengenakan Batik Solo pewarna alami motif Wahyu Temurun, sehingga terlihat warna yang agak coklat muda keabuan. Seperti yang sudah pernah diulas sebelumya, batik Wahyu Temurun dapat diartikan sebagai berkat atau wahyu yang diturunkan oleh Tuhan kepada si pemakainya. Kain motif ini biasanya dipakai ketika resepsi pernikahan agar menjadi berkah bagi pengantin yang mengarungi kehidupan berumah tangga.

5. Ma’ruf Amin

Ma'ruf Amin

Ma’ruf Amin merupakan Wakil Presiden RI ke-13, periode 2019-2024 pada periode Jokowi II. Ia menjadi Wakil Presiden yang menggantikan posisi Jusuf Kalla pada periode sebelumnya. Kyai Ma’ruf, begitu ia disapa, memiliki segudang aktifitas organisasi dan keagamaan. Pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 ini mengawali karirnya sebagai guru dan pendakwah. Ia juga menjadi dosen di Universitas Nahdatul Ulama, lalu menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari tahun 1971-1973. Pernah juga menjadu anggota MPR dan anggota DPR. Jabatan lainnya, ia diketahui menjadi Ketua Gerakan Pemuda Ansor (1964-1966), Ketua NU Jakarta (1966-1970), Rois Syuriah PBNU (1994-1998), Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI (2004-2010), Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI (2007-2014), Ketua MUI (2015-2019) dan ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (2020-sekarang).

Terlihat pula Kyai Maruf sangat gemar mengenakan kemeja batik sedari dulu. Ia terlihat mengenakan kemeja batik motif Gurdo (Garuda). Pada jaman dahulu kala, Garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu, yang juga terkenal sebagai Dewa Matahari. Ini dapat disimbolkan sebagai sumber kehidupan dan kejantanan. Pada jaman mataram kuno, motif Gurdo ini hanya boleh dikenakan oleh para raja saja, bukan untuk rakyat jelata. Hingga saat ini, motif Gurdo masih sangat populer dimana motif ini juga menjadi lambang atau logo Kerajaan Mataram. Jika ditelaah lebih mendalam, motif ini terdiri dari tiga bagian utama. Pertama adalah sepasang sayap yang mengembang dan terlihat simetris di kedua sisinya. Kedua adalah ekor burung yang mengembang dan bulunya yang berjumlah ganjil, dan yang ketiga adalah isinya terdapat burung atau gambar manusia yang menjadi simbol organ tubuh garuda menyerupai organ tubuh manusia.