Batik Indonesia Motif Burung Hong

Batik Indonesia Motif Burung Hong

Burung Hong atau yang populer disebut Burung Phoenix merupakan salah satu obyek motif batik yang paling sering dicantingkan pada sebuah kain. Burung Hong pada sehelai kain batik tidak mencirikan sebuah tempat atau sebuah daerah asal suatu motif batik. Namun dari sejarahnya, motif burung hong berasal dari pesisir utara Pulau Jawa, seperti Cirebon dan pekalongan. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan perdagangan, dimana para pedagang dari Cina daratan berlabuh di pesisir Cirebon dan Pekalongan yang menorehkan pengetahuan akan symbol binatang legenda asal negeri tirai bambu tersebut.

Burung Hong atau Phoenix  (Feng Huang) adalah salah satu dari empat binatang supernatural (Si Ling) bagi kepercayaan masyarakat Tiongkok, bersama dengan naga (long), kilin (qilin), dan kura-kura (gui). Jika dilihat dari sejarah etimologi nya, ada beberapa versi pengetahuan tentang arti dari penamaan burung Phoenix atau Feng Huang tersebut.Feng Huang diartikan sebagai rajanya para burung. Feng dapat diartikan sebagai burung Phoenix jantan, sedangkan Huang adalah yang betina, yang jika digabung adalah kesatuan atau campuran jantan dan betina. Di lain versi, Feng diartikan sebagai angin dan pada jaman dahulu kala, Phoenix diartikan sebagai Dewa Angin. Versi lainnya mengatakan Feng Huang diasosiasikan dengan arah utara. Dalam ilmu Feng Shui, Burung Hong dipercaya membawa aura yang positif bagi sang pemilik. Hewan ini sangat dipercaya membawa kedamaian, rejeki, kemahsyuran dan kesehatan atau umur panjang.

Burung Hong memiliki rekam jejak yang panjang dalam sejarah dinasti di China. Hewan ini pertama kali digunakan sebagai motif ragam hias pada ornament dinding pada jaman pemerintahan Kaisar Huang Ti 2698 SM- 2598 SM. Lalu muncul lagi pada masa pemerintahan Dinasti Han (206 M – 220 M). bersama dengan naga, burung Hong menjadi pilihan ragam hias di setiap sudut istana, dimana mulai terbangun mitos bahwa burung Hong merupakan symbol keberhasilan pemimpin dalam memerintah negaranya. Motif ini juga dijadikan aksen motif pada porcelain-porselain China. Hewan ini digambarkan dengan burung yang memiliki kepala seperti pelican, memiliki leher seperti ular, berekor seperti sisik ikan, bermahkota burung merak, bertulang punggung seperti naga, dan berkulit sekeras kura-kura.

Dari filosofi diatas, dapat disimpulakan bahwa Burung Hong memiliki banyak makna. Kepalanya menyimbolkan kebajikan, sayapnya bermakna tanggung jawab. Punggungnya berari perbuatan baik, dadanya adalah kemanusiaan, dan perutnya mengindikasikan sifat yang dapat dipercaya. Hal ini yang membuat manifestasi motif burung Hong diaplikasikan pada pakaian atau busana modern saat ini seperti kain batik, kemeja, atau bahkan pakaian pengantin. Khusus pada pakaian pengantin, burung Hong dimaknai sebagai pasangan jantan dan betina yang ditakdirkan menjadi satu atau menikah, disamping dengan ornamen burung merak dan burung lainnya.