Batik Indonesia Diakui Oleh Dunia

2 Oktober Hari Batik Nasional, 11 Tahun Batik Indonesia 2009-2020

Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional dan Hari batik Dunia. Ini dikarenakan telah ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity). Tak hanya skala di dalam Indonesia saja, tetapi hari batik juga dapat dirayakan oleh seluruh orang di dunia.

Sudah pula dijelaskan pada artikel sebelumnya bagaimana proses Indonesia mendapatkan pengakuan dunia tersebut melalui UNESCO, tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009.

Baca juga: Hari Batik Nasional

Berikut adalah beberapa kriteria yang membuat Indonesia mendapatkan penganugerahan hari batik tersebut:

Poster Hari Batik Nasional 2020

1. Batik Kaya Simbol dan Filosofi

Batik Indonesia dibuat atas dasar fiosofi yang mendalam. Hampir setiap daerah di Indonesia pasti memiliki motifnya masing-masing. Kergaman motif ini juga merupakan tanda akulturasi budaya yang mendalam yang ada di Indonesia. UNESCO memandang bahwa batik Indonesia telah berproses selama berpuluh tahun, dimana setiap goresannya merupakan manifestasi dari kekayaan budaya Negara Indonesia, dan yang terpenting makna atau filosofi yang terkandung didalamnya merupakan ajaran-ajaran luhur dari nenek moyang Bangsa Indonesia.

2. Batik adalah Penghubung Masa Lalu dan Masa Depan

Pada dasarnya batik Indonesia biasanya diwariskan secara turun menurun oleh para leluhur kita, yang menjadikan batik sebagai manifestasi penghubung antara masa lalu dan masa depan. Hal ini yang menjadikan batik sebagai  salah satu warisan yang tak pernah putus tali silahturahmi nya dengan generarasi selanjutnya. Sehingga pada aspek warisan tersebut, UNESCO menganggap bahwa batik Indonesia layak untuk menyandang gelar warisan dunia, yaitu suatu kebudayaan yang ikut diturunkan generasi selanjutnya kepada anak dan cucunya. Juga yang paling penting esensi pada aspek ini ialah berkontribusi dalam membentuk suatu identitas bangsa secara berkelanjutan.

3. Batik adalah Warisan Adiluhung Era Moderen

Hal ini menunjukkan bahwa batik merupakan budaya tradisional yang akan tetap hidup di era modern seperti saat ini. Batik merupakan perwakilan dari budaya Indonesia dari jaman dahulu kala. Para raja mengenakan batik dengan filosofi status sosial dan kekuasaan mereka, dan generasi penerusnya mengembangkannya sebagai identitas para raja pendahulunya. Uniknya, batik saat ini tidak hanya dipandang sebagai salah satu benda tradisional yang tak bernilai, baik historis maupun ekonomis. Kedua aspek tersebut saat ini dijakdikan dan dikapitalisasi oleh para pedagang dan pengusaha batik dalam menggerakan ekonomi di sektor UMKM, retail, maupun benda antik.

4. Batik Diakui Dunia

Batik tidak hanya dicintai oleh masyarakat Indonesia, tapi juga oleh masyarakat dunia. Ini pula yang membuat batik mendapat pengakuan terbuka oleh dunia. Contoh kuatnya adalah banyak sekali ekspatriat di Jakarta khususnya yang bekerja dengan mengenakan batik juga jatuh cinta dengan batik secara mendalam. Jikalau kita melihat ke took batik ternama, banyak sekali orang asing yang turut mengapresiasi batik dengan membelinya dengan harga yang tidak murah. Contoh selanjutnya adalah dimana beberapa merek batik ternama seperti Alleira yang membuka took di Singapura dan Iwan Tirta yang memiliki butik di New York, AS. Sedangkan menurut Katadata.co.id, nilai ekspor kerajinan batik sendiri di tahun 2019 mencapai 253 miliar Rupiah. Ini menandakan bagaimana orang non Indonesia juga turut melesatarikan kebudayaan kita dengan turut mencintai batik. Menurut arkeolog Belanda, JLA Brandes, batik merupakan salah satu dari 10 kebudayaan asli yang dimiliki Bangsa Indonesia. ini juga diperkuat dengan pernyataan Sir Thomas Raffles yang pernah berkuasa di Hindia Belanda 1811-1816 yang mengatakan bahwa dirinya sangat terpesona dengan keindahan batik yang ditulis di bukunya History of Java.